Ini kenyataan. Orang yang tidak bodoh, tahu bahwa cinta memang tak perlu alasan — sejumput sekalipun. Kalau cinta sudah sesak alasan dan penjelasan, namanya berubah jadi barang dagangan — karena barang dagangan selalu punya alasan untuk diperjualbelikan.

Padahal cinta bukan barang, apalagi untuk didagangkan. Ia tak bisa dibeli, dijual, diminta, ditawar, dan ditolak — bisanya cuman diberi dan diterima dengan keikhlasan, bukan paksaan.

Mengapa cinta tak bisa ditolak? Jelas saja, kita dengan mudahnya bisa menolak pinangan orang lain, tapi tak pernah bisa menolak cintanya. Jelas ini dua hal yang berbeda, namun seringnya disama-samakan. Dengan kata lain, kita tidak bisa menghalang-halangi orang lain buat mencintai kita. Itu haknya. Nikmati saja.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *