A

Mari, berlindap di sini saja

Bunga Zinia II

Diterbitkan

Setelah menyematkan puisi
Dari kelopak bunga turun ke batangnya,
Yang kuingat: akarnya.

Sebelum matahari tenggelam,
Kujambak, ragu-ragu
Batangnya yang teguh
Untuk hidup.
Kujambak dengan lebih ragu-ragu,
Hingga hidupnya tercerabut.

Keraguan itu sekejap menguap
Entah kemana,
Karena rasanya mengendap.
Menjadi rasa bersalah
Yang lihai mencokokku
Dengan penyesalan:
“Mengapa umurnya skak mat hari ini,
Sedang ia kelak akan mati alami?”

Matahari terbit di belahan lain,
Aku tenggelam di sini.

2021